BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang memetakan wilayah rawan banjir di musim hujan. Ada sebanyak 15 kecamatan yang masuk kategori rawan banjir.
Dari 15 kecamatan itu, delapan kecamatan di antaranya masuk kategori rawan tinggi dan tujuh lainnya kategori rawan sedang.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Kesiapsiagaan pada BPBD Kabupaten Serang, Hotman Siregar mengatakan, ada tiga jenis bencana alam yang berpotensi terjadi saat musim hujan.
“Ada tiga yaitu bencana banjir, tanah longsor hingga cuaca ekstrem yang biasanya terjadi saat masa peralihan,” katanya, Jumat (4/10/2024).
Ia mengaku telah melakukan pemetaan terhadap wilayah yang berpotensi dapat terkena banjir. Ada delapan kecamatan yang masuk kategori rawan tinggi. Antara lain Kecamatan Tirtayasa, Ciruas, Carenang, Cikeusal, Tunjungteja, Pamarayan, Padarincang hingga Kecamatan Bojonegara.
“Ini menjadi wilayah-wilayah yang memang menjadi langganan banjir setiap tahunnya. Ada sebanyak 32.588 hektare lahan yang berpotensi terdampak akibat banjir,” katanya.
Selain itu, ada tujuh kecamatan yang masuk kategori rawan sedang banjir antara lain Kecamatan Cikande, Jawilan, Pontang, Kragilan, Kibin, Kopo dan Kramatwatu. “Ada sekitar 29.821 hektare yang bisa terdampak akibat banjir,” tegasnya.
Ia mengatakan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan 15 kecamatan tersebut masuk dalam kategori rawan banjir. “Daerah sekitar sepadan sungai punya potensi banjir yang tinggi, kontur tanah yang relatif datar dan juga wilayah cekungan juga memiliki potensi banjir yang tinggi. Lalu tutupan lahan, Litologi jenis batuan serta curah hujan yang tinggi,” ungkapnya.
Ia mengaku telah melakukan sejumlah upaya agar siap mengahdapi bencana alam khususnya banjir. Salah satunya ialah dengan mengecek kesiapan para personil serta memastikan seluruh peralatan dalam kondisi baik untuk menghadapi banjir.
“Personel Tim Reaksi Cepat ada sebanyak 29 orang. Ini dibagi dalam tiga tim, mereka akan bertugas selama 24 jam full dan dibagi jadwal per hari. Ketika terjadi bencana, mereka yang pertama akan bergerak. Selain itu ada 14 orang Tim SAR yang siap siaga,” ungkapnya.
Pihaknya juga akan melakukan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat yang berpotensi terkena banjir sehingga bisa melakukan mitigasi bencana ketika terjadi banjir. “Nanti kita pilih satu kecamatan untuk dilakukan KIE. Kemarin kita KIE untuk isu megatrust,” pungkasnya.
Sementara itu, Camat Kopo, Imron mengatakan, salah satu penyeybab wilayahnya menjadi kecamatan rawan banjir karena dilalui oleh dua sungan besar yakni Ciberem dan Cidurian. “Dari 10 desa di Kecamatan Kopo, ada sebanyak 4 kecamatan yang rawan banjir,” katanya.
Ia mengaku telah membentuk kampung siaga bencana di wilayah-wilayah yang rawan banjir. Itu dimaksudkan agar meminimalisasi jatuhnya korban jiwa ketika terjadi bencana banjir. “Sarprasnya sudah disiapkan untuk penanganan apabila terjadi banjir kembali,” pungkasnya.
Sumber: Radar Banten